Jangan Sampai Salah Obat! Karena Akibatnya Fatal!


Jangan sampai salah memilih obat unutk hewan peliharaan


Hewan kesayangan sakit, jangan asal memberikan obat. Selektif dan konsultasi ke dokter hewan adalah pilihan cerdas.

Memelihara hewan seperti kucing atau anjing harus dengan komitmen. Dibutuhkan tanggung jawab lebih bagi si pemilik terhadap hewan peliharaannya. Bahkan pada faktanya, memiliki hewan peliharaan justru memberikan beban tambahan secara finansial.
Anggaran yang dibutuhkan untuk hewan peliharaan bukan hanya soal makanan dan perawatan, tetapi juga anggaran untuk kesehatan. Anggaran kesehatan tersebut meliputi konsultasi dokter hewan, vaksinasi, pemeriksaan rutin, treatment penyakit, rawat inap, hingga obat-obatan. Jadi, benar jika dikatakan bahwa memiliki hewan peliharaan membutuhkan komitmen lebih.
Saat ini, banyak pemilik hewan yang ketika peliharaannya sakit tidak tahu hal yang harus dilakukan. Ingin ke dokter hewan, anggaran terbatas. Ingin memberikan obat, bingung harus memberikan jenis obat yang tepat. Akibatnya, informasi hanya dari teman berdasarkan pengalaman.
Banyak pula yang memberikan obat untuk manusia kepada hewan peliharaan. Jika sembuh, syukur. Namun, jika penyakit justru semakin parah, justru sangat merugikan. Maklum, ada beberapa obat yang tidak bisa diberikan tanpa resep dokter. Artinya, obat tersebut restricted. Jika diberikan sembarangan akan memperparah kondisi dan memberikan hasil yang tidak baik.
Konsultasi dengan dokter hewan yang lebih berkompeten dalam meresepkan obat sangat dibutuhkan. Diperlukan pemeriksaan secara seksama dan tidak akan sembarangan. Hal ini disebabkan gejala klinis awal suatu penyakit bisa jadi sama. Sebagai contoh, pada kasus infeksi tentu muncul kondisi demam akibat respon tubuh untuk menghalau agen penyakit. Apakah aman diberikan obat penurun panas atau bisakan memberikan antibiotik tanpa pemeriksaan?
Ternyata tidak semua hewan bisa diberikan obat begitu saja tanpa diperiksa terlebih dulu. Berikut beberapa obat yang tidak boleh diberikan sembarangan untuk hewan menurut drh. Puspasari Respatiningtyas dalam blog-nya.
\
Obat anti radang dan penurun panas
Pemilik kucing dan anjing biasanya mengeluhkan hewannya yang lemah, tidak aktif, dan nafsu makannya menurun. Terkadang ada yang mengatakan kucing atau anjingnya terserang panas atau demam, padahal belum diperiksa menggunakan termometer.
Demam lazim terjadi pada hewan peliharaan, termasuk kucing dan anjing, sebagai gejala dari infeksi. Obat yang dapat menurunkan panas termasuk pada obat antiradang maupun obat antinyeri (analgesic-antipiretik). Umumnya, obat penurun panas yang banyak ditemukan di pasaran adalah paracetamol dan aspirin. Namun, pada kucing dan anjing, pemberian obat antiradang dan penurun panas ini justru berbahaya. Jika dosisnya tidak tepat, efek buruknya terjadi keracunan.
Paracetamol sangat berbahaya untuk kucing. Secara genetik, kucing tidak memiliki enzim yang dapat mengubah kandungan paracetamol menjadi kandungan yang lebih sederhana. Hal ini menyebabkan paracetamol akan terus mengalir dalam darah dan bersifat racun. Kematian akibat keracunan paracetamol ini disebabkan oleh kekurangan oksigen akibat kerusakan darah merah.
Obat antiradang seperti aspirin, ibuprofen, deamethasone, dan jenis lainnya sangat berbahaya untuk kucing dan anjing. Biasanya, obat antiradang ini diberikan untuk melakukan terapi pada anjing, tetapi harus dengan resep dokter hewan. Pemberian tanpa resep dokter hewan dan secara sembarangan dapat menyebabkan kerusakan organ. Bahkan ada kasus anjing mengalami muntah darah akibat keracunan setelah konsumsi antiradang ibuprofen.

Kesalahan mengkonsumsi obat untuk hewan peliharaan bisa berakibat kematian

Antibiotik
Antibiotik bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri atau membunuh bakteri penyebab penyakit. Artinya, pemberian antibiotik ini tidak akan ampuh untuk menangani penyakit akibat virus maupun cacing.
Banyak golongan antibiotik, tetapi yang umum digunakan yaitu amoksilin karena spektrum daya kerjanya yang luas. Tak jarang pemberian antibiotik ini salah kaprah dan asal diberikan. Antibiotik untuk hewan peliharaan perlu disesuaikan dengan penyebabnya, berat badan, usia, dan riwayat penyakitnya. Berikut beberapa alasan antibiotik tidak boleh diberikan secara sembarangan.
Antibiotik dapat menyebabkan resistensi mikroba
Resistensi mikroba atau kekebalan mikroba atau bakteri terhadap antibiotik menyebabkan antibiotik tidak memiliki daya kerja yang maksimal. Penyebab resistensi adalah pemberian antibiotik secara berlebihan atau penggunaan antibiotik secara tidak tuntas (tidak dihabiskan) sesuai resep dokter.
Antibiotik dapat mematikan bakteri baik pada usus
Penggunaan antibiotik bisa mematikan bakteri baik pada usus dan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri pada usus. Gejala yang terlihat biasanya berupa diare karena kondisi usus yang kurang baik.
Antibiotik menimbulkan berkembangnya jamur secara berlebih
Pemberian antibiotik secara terus-menerus akan menyebabkan matinya bakteri dan akan menimbulkan masalah baru, yaitu tumbuhnya jamur. Jamur yang mendominasi tubuh akan menimbulkan masalah baru bagi kondisi kesehatan.
Antibiotik berbahaya bagi induk hamil maupun menyusui
Induk hamil maupun menyusui tidak boleh sembarangan meminum antibiotik. Beberapa antibiotik ada yang berbahaya bagi kehamilan sehingga perlu diperhatikan kandungannya. Tentunya, antibiotik akan mengalir pada darah dan terdapat pada air susu sehingga perlu berhati-hati dalam pemberiannya.

Ivermectine
Ivermectine sangat dikenal sebagai antiektoparasit yang baik, terutama dalam mengobati kasus infeksi tungau termasuk scabies. Namun, secara genetik terdapat hewan yang tidak bisa memetabolisme jenis obat ini.
Efek samping aplikasi obat ini menyebabkan kejang dan keracunan. Anjing ras collie (righ collie, border collie), Shetland sheepdog (Sheltie), dan anjing ras collie campuran merupakan jenis anjing yang secara genetik tidak bisa memetabolisme Ivermectine. Pemberian antiektoparasit lain seperti milbemycine dan selamectine cukup aman untuk anjing jenis ini.

Obat cacing (anthelmintic)
Pemberian obat anticacing (anthelmintik) perlu dilakukan secara berhati-hati, terutama untuk kucing dan anjing hamil. Albendazole dan fenbendazol dapat menyebabkan kerusakan dan kecacatan pada janin sehingga penggunaannya perlu diperhatikan.
Pemeriksaan secara seksama sangat penting dilakukan untuk hewan yang sakit agar tidak mengalami kesalahan dalam pengobatan. Jika hewan tidak kunjung sembuh setelah diobati bukan berarti obat tidak bekerja dengan baik, tetapi dimungkinkan ada faktor lain seperti kondisi tubuh yang kurang baik atau adanya resistensi terhadap obat tersebut. Oleh karena itu, pengobatan perlu disertai diet atau pakan yang baik sesuai anjuran dokter. Pengobatan pada hewan peliharaan memang membutuhkan kesabaran untuk mencapai kesembuhan.

Kesalahan pemberian obat untuk hewan peliharaan anda bisa berakibat hilangnya nyawa mereka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar