Tentu tidak menyenangkan jika memiliki kucing yang buang kotoran di sembarang tempat. Di samping menjijikkan, feses kucing bisa menjadi sumber penyebaran penyakit. Begini cara melatih si meong menggunakan tempat buang hajat yang telah disediakan.
Mempunyai
kucing yang sembarangan buang kotoran tentu saja menjengkelkan pemiliknya. Apalagi,
jika kucing tersebut dilepas di luar kandang. Terang saja, kotoran kucing dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit, salah satunya adalah toksoplasmosis. Agar
kucing mengerti di mana dia dapat buang hajat, perlu dilakukan beberapa
langkah. Apa saja langkah-langkah tersebut?
Tips
agar kucing buang air di tempat yang semestinya. Faktor terpenting adalah kebiasaan. “Membuat kucing terlatih
menggunakan kotak kotoran berawal dari pembiasaan”. Membiasakan kucing sejak mereka dilahirkan. Anak-anak kucing ditempatkan dalam
kandang yang sama dengan induknya. Oleh karena itu, dibutuhkan kandang yang
agak besar untuk keperluan ini. “Cukup meletakkan wadah kotoran di dalam
kandang tersebut. Induk kucing akan menggunakannya setiap dia buang air.
Tingkah laku induk ini akan ditiru oleh anak-anaknya. Dengan demikian, kucing
akan terlatih sejak dini dalam disiplin buang air.”
Demikian
juga untuk kucing yang dilepas di luar kandang. Langkah-langkah pembiasaan
merupakan faktor penting dalam mendisiplinkan kucing ketika buang air. Meskipun cukup mudah dilakukan, kegiatan ini perlu dilakukan secara teratur sehingga
kucing menjadi terbiasa.
Posisi kotak toilet
Bagaimana
dengan kucing yang dilepas? Penanganan kucing yang dilepas berbeda dengan
kucing yang sehari-hari dipelihara di dalam kandang. Kucing yang dilepas relatif
dapat menjangkau hampir semua tempat. Oleh karena itu, disiplin buang air di
wadah yang sudah disediakan sangat penting agar tidak mencari tempat di mana saja.
Untuk kucing seperti ini, menempatkan baki kotoran di tempat yang
berdekatan dengan kamar mandi akan lebih baik.
Di
samping itu, meletakkan kucing pada saat tertentu ketika hewan tersebut hendak
buang air dapat mengingatkan dan membiasakannya untuk menggunakan kotak kotoran
tersebut. Waktu paling sering kucing buang air biasanya ketika selesai makan
dan minum, baru bangun tidur, atau setelah
bermain. Pada waktu-waktu tersebut, kucing dapat langsung ditaruh di baki
kotoran.
Lantas,
bagaimana mengetahui kalau kucing tersebut hendak buang air? Biasanya, kucing
yang akan buang air dapat diamati dari gerak-geriknya. Ciri-ciri kucing yang
akan buang air biasanya tampak gelisah dan mencari-cari tempat yang dirasa nyaman.
Namun,
tidak menutup kemungkinan, kotak kotoran dapat ditempatkan di area lain yang
disukai kucing. Untuk dapat mengetahui tempat yang disukainya, pemilik dapat
melakukan pengamatan dari gerak-gerik sebelumnya ketika buang air. Kucing
akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Misalnya,
ketika dia mencium bau kotorannya di tempat tersebut, ia akan terbiasa untuk
buang air lagi di tempat yang sama.
Alternatif
lainnya, kucing yang hendak buang air dapat digiring ke kamar mandi. Setelah
kucing berada di dalam toilet, segera tinggalkan agar tidak merasa diamati.
Selanjutnya, pintu ditutup dan tunggu beberapa saat hingga kucing tersebut
selesai buang air. Jika hal ini berhasil dilakukan, proses selanjutnya akan lebih
mudah. Namun, tidak disarankan menggunakan toilet yang sama dengan pemiliknya.
Dikhawatirkan, kucing akan mudah terkena cacingan, terutama jika kamar mandi
jenis basah. Kemudian, penyakit tersebut dapat menular ke pemiliknya.
Baki kotoran untuk kucing |
Tempat sepi
Kucing
tidak suka buang air besar dan buang air kecil di tempat ramai yang banyak
aktivitas orang maupun suara gaduh. Alih-alih, hewan ini menyukai tempat yang
agak sepi dan relatif terbebas dari suara-suara bising. Untuk itu, tempatkan toilet
kucing pada tempat yang demikian. Tempat seperti tanah atau di atas rerumputan
sangat cocok menjadi tempat penyimpanan kotak toilet tersebut.
Di
samping itu, kucing mempunyai indera penciuman yang tajam. Dia tidak menyukai
jika tempat membuang kotorannya berada dekat sekali dengan piring dan tempat
air minumnya. Oleh karena itu, sebaiknya pisahkan pada jarak yang cukup agar
tempat makan dan minumnya tidak berdekatan dengan toiletnya. Kami menyarankan
agar kotak tersebut ditempatkan tidak terlalu jauh dari tempat di mana mereka makan
dan minum. Berdasarkan pengalamannya, kucing akan segera buang air setelah
menyantap makanan dan minumannya.
Pasir Zeolite |
Gunakan kotak kotoran yang layak
Baki
atau kotak kotoran kucing banyak tersedia di pasaran. Untuk dapat digunakan,
baki tersebut diisi terlebih dahulu dengan pasir. Media yang digunakan untuk mengganti pasir sebaiknya adalah batu atau pasir zeolit
yang tidak terlalu halus. Pasir tersebut berukuran no. 3, jauh lebih kasar dari
pasir zeolite ukuran no. 1 dan 2. Alasannya, pasir yang berukuran halus ditakutkan
dapat menempel di rambut kucing. Hal ini berbahaya karena dapat terjilat ketika
kucing sedang membersihkan rambut-rambutnya (ketika melakukan aktivitas grooming sendiri). Alasan kami menyarankan agar menggunakan batu atau pasir zeolit adalah karena media ini dapat
dibersihkan dan digunakan ulang.
Kotak toilet harus selalu bersih
Kucing
termasuk hewan yang memperhatikan kondisi lingkungan di mana mereka
membuang kotoran. “Kucing termasuk hewan yang paling menjaga kebersihan”. Hewan ini memilih tempat yang bersih untuk
membuang hajat. Jika lingkungan kotor, hewan ini segan untuk membuang
kotorannya. Alih-alih menggunakan kotak toilet, kucing akan mencari tempat lain
yang lebih disukainya.
Oleh
karena itu, upayakan agar kotak toilet yang digunakan untuk kucing membuang
feses dan urin agar senantiasa bersih, meskipun dari kotorannya sendiri. Namun,
penting diingat, dalam membersihkan kotoran kucing perlu dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, kotoran kucing bisa jadi mengandung virus
toksoplasmosis. Untuk itu, selalu kenakan sarung tangan karet ketika hendak
membersihkan kotak toilet.
Kegiatan
melakukan pembersihan media penampung kotoran atau air seni kucing dilakukan
setidaknya setiap pekan. Jika media sudah kotor, sebaiknya diganti dengan yang
baru. Sebelum penggantian media, kotak kotoran dapat dibersihkan dan dicuci
menggunakan sabun/ deterjen sambil digosok-gosok dengan alas yang lembut. Hal
ini untuk membersihkan kotoran yang mungkin masih menempel pada permukaan
kotak. Setelah itu, alas kotoran yang segar dan baru dapat dituangkan ke dalam
kotak toilet yang sudah bersih. Alas kotoran dapat dituang sedalam 5 – 7 cm.Semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar