Cegah Rabies pada Anjing Sejak Dini


Data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2012, hingga saat ini terdapat 84.750 kasus gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies di Indonesia. Karena itulah pemerintah bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprioritaskan penanggulangan rabies di Indonesia.
Data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2012, hingga saat ini terdapat 84.750 kasus gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies di Indonesia. Karena itulah pemerintah bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprioritaskan penanggulangan rabies di Indonesia.

Melihat anjing selalu sehat dan terbebas dari berbagai macam penyakit, tentu menjadi dambaan doglovers, bukan? Untuk menjaga anjing peliharaan agar selalu sehat sebenarnya tidak terlalu sulit, cukup berikan makanan berkualitas baik, vaksinasi rutin, dan seminimal mungkin menghindarkan anjing peliharaan melakukan kontak langsung dengan anjing liar. Kontak langsung dengan anjing liar berpotensi menularkan virus rabies.
Virus rabies merupakan momok yang sangat menakutkan untuk para doglovers. Maklum, jika sudah terjangkit virus rabies, sifat dan perilaku anjing peliharaan akan berubah 180 derajat.
Walau kebanyakan gigitan tidak berujung pada kasus positif rabies, korban yang akhirnya terjangkit rabies bisa meninggal. Pada tahun 2012, terdapat 137 korban meninggal setelah positif terjangkit rabies. Di Indonesia, 98 persen kasus rabies ditularkan melalui gigitan anjing dan 2 persen ditularkan melalui gigitan kucing dan kera. Di indonesia sendiri, rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884. Sedangkan kasus rabies pada manusia di Indonesia, pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.

Penyebab rabies
Anjing bisa terjangkit virus rabies pada usia 5 bulan. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan dan kontak langsung dengan air liur hewan yang terjangkit rabies.Rabies disebabkan virus yang berasal dari keluarga virus penjangkit mamalia, disebut dengan lyssaviruses.

Rabies atau disebut juga penyakit anjing gila adalah serangan akut pada susunan saraf pusat, yang disebabkan oleh virus pada hewan penderita rabies. Anjing yang terjangkit virus ini biasanya karena gigitan hewan atau anjing lain yang juga mengidap rabies. Selain itu, cakaran dan jilatan bisa menjadi penyebab penularan utama virus rabies. Virus ini menular melalui air liur hewan seperti anjing, kucing, kera, rakun, serigala, dan kelelawar.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus ini akan memperbanyak diri terlebih dulu sebelum menyebar  ke ujung saraf. Selanjutnya, virus akan menuju saraf tulang belakang dan otak. Dari sistem saraf pusat inilah virus rabies kemudian menyebar ke paru-paru, ginjal, kelenjar ludah, dan organ lainnya.
Penyakit Rabies sangat berbahaya dan ditakuti karena serangannya pada manusia atau hewan selalu berakhir dengan kematian. Mengingat bahaya dan keganasannya terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif.
Virus Rabies

Penyakit Rabies sangat berbahaya dan ditakuti karena serangannya pada manusia atau hewan selalu berakhir dengan kematian. Mengingat bahaya dan keganasannya terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif.

Ciri hewan dan manusia yang terjangkit rabies
Semua hewan bisa membawa atau menularkan virus ini. Namun yang paling umum di antaranya adalah anjing, kucing, monyet, kelelawar, luwak, rubah, dan serigala. Di negara-negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, sebagian besar kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing. Sementara di Amerika Selatan, kelelawar menjadi media utama.
Rabies atau disebut juga penyakit anjing gila adalah serangan akut pada susunan saraf pusat, yang disebabkan oleh virus pada hewan penderita rabies. Anjing yang terjangkit virus ini biasanya karena gigitan hewan atau anjing lain yang juga mengidap rabies. Selain itu, cakaran dan jilatan bisa menjadi penyebab penularan utama virus rabies. Virus ini menular melalui air liur hewan seperti anjing, kucing, kera, rakun, serigala, dan kelelawar.
Agresif dan tidak mengenal pemilik merupakan salah satu gejala serangan rabies

Adapun ciri-ciri hewan, khususnya anjing, yang mengidap virus ini dibedakan menjadi 2 gejala, yaitu dalam bentuk diam dan ganas.
Ciri anjing mengidap rabies dalam bentuk diam di antaranya:
·        terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh;
·        anjing tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan, dan air liur menetes berlebihan;
·        tidak ada keinginan menyerang atau mengigit dan biasanya hewan akan mati dalam beberapa jam.
Sementara ciri anjing mengidap rabies dalam bentuk ganas, di antaranya:
·        hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya;
·        menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak;
·        sikap berdiri kaku, ekor dilipat di antara kedua paha belakangnya;
·        anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain, tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam.
Ada beberapa ciri yang dapat dikenali oleh doglovers jika terdapat teman atau sanak saudara yang positif terjangkit virus rabies. Ciri tersebut antara lain:
·        rasa takut yang sangat pada air, serta peka terhadap cahaya, udara, dan suara;
·        airmata dan air liur keluar secara berlebihan;
·        pupil mata membesar;
·        bicara tidak karuan, serta selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan;
·        selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang, lalu lumpuh dan berakhir dengan meninggal dunia.
Virus rabies merupakan momok yang sangat menakutkan untuk para doglovers. Maklum, jika sudah terjangkit virus rabies, sifat dan perilaku anjing peliharaan akan berubah 180 derajat.

Pencegahan
Pencegahan merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan oleh doglovers. Pasalnya, jika sudah terjangkit virus menakutkan ini, banyak hal yang harus dikorbankan. Selain biaya, doglovers juga akan kehilangan waktu bersama anjing kesayangan karena anjing yang terjangkit rabies biasanya akan menjalani proses karantina untuk penyembuhan.
Lakukan vaksinasi secara teratur pada anjing kesayangan. Begitu pula vaksinasi untuk doglovers sendiri. Selain bagian dari pengobatan, pemberian vaksin rabies juga bisa berfungsi sebagai pencegahan yang paling baik untuk dilakukan.
Vaksinasi rabies pada manusia biasa diberikan sebanyak tiga kali. Jarak waktu pemberian vaksin kedua adalah seminggu sejak pemberian vaksin pertama. Sementara pemberian vaksin ketiga berjarak dua hingga tiga minggu dari pemberian vaksin kedua. Alangkah baiknya rangkaian vaksinasi tersebut  dijalani seluruhnya agar kekebalan tubuh bisa terbentuk dengan sempurna.
Setelah menerima suntikan vaksin rabies, biasanya doglovers akan mengalami efek samping ringan seperti bengkak kemerahan dan rasa sakit pada bagian tubuh yang disuntik. Namun efek samping itu hanya sementara dan akan hilang setelah 1—2 hari. Beberapa efek samping lain yang sangat jarang terjadi adalah nyeri otot, muntah, demam ringan, dan sakit kepala.
Vaksin rabies tidak sulit ditemukan di Indonesia. Biasanya rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan sudah menyediakan vaksin tersebut. Meskipun tidak menimbulkan efek samping yang berarti, vaksin rabies sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil sebisa mungkin.
Ada baiknya, selain protektif terhadap anjing kesayangan, doglovers juga menjaga diri dengan baik sebab kesehatan adalah hal yang paling utama dibandingkan hal apapun. Jika anjing kesayangan sehat dan si pemilik sehat, akan menjadikan kebahagiaan yang mendalam.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar