Pertolongan Darurat untuk Si Manja



Pertolongan pertama merupakan tindakan darurat yang dilakukan sebelum pengobatan yang semestinya memungkinkan untuk dilakukan. Tujuannya adalah untuk mencegah cedera atau luka semakin bertambah parah, hewan cedera tetap hidup dan menghindarkannya dari kematian.
Kecelakaan bisa terjadi kapan dan dimana saja, dan kepada siapa dan pada apa saja, termasuk pada hewan kesayangan kita. Sementara itu, untuk mendapatkan pengobatan yang semestinya, diperlukan waktu dan jarak untuk mengunjungi dokter hewan, klinik hewan yang terdekat. Padahal, pada saat yang sama, kucing membutuhkan pertolongan dengan segera. Untuk itu, alangkah baiknya untuk mengetahui pertolongan pertama pada kecelakaan jika sewaktu-waktu kucing kita mengalami kecelakaan dan cedera.
Tentu saja, untuk keperluan pertolongan pertama yang dibutuhkan sewaktu-waktu, kita perlu mempersiapkan kotak P3K khusus untuk hewan kesayangan. Hal ini karena obat-obatan yang diperlukan untuk pertolongan pertama pada kucing berbeda dengan manusia. Berikut ini beberapa perlengkapan dan obat-obatan yang biasanya diperlukan dalam kotak P3K kucing: Obat untuk luka (bioplacenton), rivanol, suntikan dengan jarum suntik yang bisa diganti, kain kassa, plester, gunting bengkok dan gunting biasa, kapas, oralit (untuk menanggulangi diare), norit (penawar racun), propolis (obat tetes luka), nutriplus gel (vitamin), obat cacing.
Kucing bisa lupa tuannya
Apapun niat baik anda, jangan sampai membahayakan diri sendiri. perilaku kucing yang cedera biasanya berubah, terkadang lebih agresif dari biasanya. Namun, jika cedera berat, badan kucing akan terkulai lemah tak berdaya. Kucing yang mengalami cedera berat atau syok bisa merasa ketakutan, atau lupa akan tuannya. Akibatnya, bisa jadi ketika kita hendak menolongnya, justru ia akan merasa terancam sehingga ia berbalik mencakar, menggigit, atau berlari menyelamatkan diri.
Untuk menyiasatinya, lakukan pendekatan perlahan-lahan. Lebih baik lagi sembari mengucapkan kata-kata pelan dan mengelus-elus rambutnya untuk menenangkannya. Setelah menjadi jinak, kita harus tetap waspada mengingat hewan tetaplah hewan. Sewaktu-waktu jika instingnya berubah, bisa jadi mereka akan berperilaku berbeda. Untuk menghindari gigitan dari hewan tersebut, sebaiknya moncong kucing tersebut dibungkam dengan menggunakan berangus, seperti layaknya ketika menangani anjing.
Pengamatan awal
Sebelum melakukan pengobatan pertama, lakukanlah pengamatan awal terhadap kondisi tubuh kucing. Tindakan ini bisa berupa memeriksa apakah terdapat luka di tubuhnya. Bisa juga dengan melihat gejala kelainan perilakunya, misalnya pola nafas yang beda atau dari aspek lainnya.
Untuk itu, sebelum melakukan pertolongan pertama, kucing sebaiknya dipindahkan ke tempat yang datar, dengan alas kain yang lembut, misalnya kain handuk, selimut, atau kain katun lainnya. Agar kucing lebih tenang, pasangkan jepit rambut pada tengkuk kucing.
Pengobatan awal kucing pingsan
Jika kucing ditemukan terbaring tak bergerak, sebaiknya hindari pemberian obat-obatan melalui mulut atau minuman apapun. Alih-alih, baringkan kucing di tempat yang datar dengan dialasi kain yang lembut. Posisi kepalanya upayakan agak lebih rendah dari tubuhnya agar pasokan darah dan oksigen lebih mengalir ke otaknya lebih banyak.
Menurut Drh. Teguh Suranta Sinulingga, M.Sc, ketika ditanyai, penanganan kucing pingsan/ tak sadar bermacam-macam, tergantung pada penyebab pingsannya itu sendiri. Salah satu penyebabnya di antaranya adalah karena menelan benda asing. Pingsan yang diakibatkan oleh salah makan atau tersedak benda asing bisa melakukan tindakan pertolongan berikut ini. Baringkan kucing dan buka mulutnya perlahan. Tempatkan jari dan sapukan ke seluruh bagian dalam mulut hewan tersebut. Arahkan menuju pusat tenggorokan atas dasar lidah. Sapukan jari dengan lembut untuk mengangkat benda asing tersebut.
Letakkan badan hewan terlentang, dan tempatkan tangan di atas perut dekat bagian bawah tulang rusuk. Tekankan tangan dengan lembut tetapi tegas kea rah dalam/ tulang belakang untuk melakukan pernafasan buatan. Ulangi hingga benda asing yang tertelan tampak dan paru-paru bisa mengembang. Langkah selanjutnya, kucing bisa dibawa ke klinik hewan terdekat atau menemui veteriner untuk pengobatan selanjutnya.

Kucing sedang dalam perawatan

Menangani luka bakar/ gigitan
Cedera berupa luka yang tak melepuh bisa ditangani dengan membiarkannya di bawah aliran air dingin. Selanjutnya, setelah bersih, luka tersebut bisa diberi obat untuk luka bakar dan terakhir ditutup dengan perban longgar. Pada kasus luka bakar dengan gejala melepuh, berikan obat luka bakar kering dan selanjutnya ditutup dengan perban.
Luka yang disebabkan oleh gigitan hewan bisa menyebabkan infeksi. Sehingga, sebelum memberikan obat, luka harus dibersihkan terlebih dahulu. Menurut Drh. Teguh Suranta Sinulingga, ketika diwawancarai, pemberian rivanol bisa dilakukan untuk membersihkan luka dan menghindarkan dari infeksi.
Foto Drh. Teguh Suranta Sinulingga, M.Sc
Namun, perlu lebih hati-hati jika luka gigitan tersebut diakibatkan oleh hewan yang terinfeksi rabies. Ada kemungkinan kucing korban bisa terkena rabies dari luka gigitan tersebut. Di samping itu, luka gigitan karena binatang berbisa, seperti ular, kalajengking, atau laba-laba harus segera dibawa ke klinik hewan terdekat. Tujuan pertolongan pertama terhadap gigitan hewan beracun adalah untuk menghambat penyebaran bisa tersebut ke seluruh tubuh. Langkah pengobatan pertama untuk kasus seperti ini adalah dengan mengupayakan agar anggota badan yang terkena gigitan tersebut diletakkan di bagian bawah jantung. Selanjutnya, hewan segera dibawa ke klinik hewan atau dokter hewan terdekat untuk pengobatan medis.
Menangani keracunan
Keracunan pada kucing bisa diakibatkan oleh konsumsi, inhalasi, penyerapan, injeksi, atau penerapan zat yang menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi jaringan tubuh. Yang kerap terjadi adalah kasus menelan makanan yang salah, misalnya produk pembersih lantai, pencuci peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya. Pada kasus terburuk, kasus keracunan bisa menyebabkan kematian.
Langkah pengobatan awal untuk mengatasi keracunan makanan adalah dengan merangsangnya untuk muntah. Salah satu cairan yang bisa digunakan untuk tindakan ini adalah hydrogen peroksida (H2O2). Menurut Teguh, alternatifnya, pemberian norit bisa dilakukan sebagai langkah awal. Langkah berikutnya adalah segera menemui dokter hewan atau klinik hewan untuk diinfus.

Menangani pendarahan
Untuk mengatasi pendarahan pada kucing, cara yang paling efektif adalah dengan melakukan penekanan pada luka dan metode elevasi sekaligus. Untuk melakukan pengeringan darah, bisa digunakan kain kassa bersih yang dapat menyerap rembesan darah yang keluar. Sebelum digunakan, kain kassa tersebut dapat ditetesi obat antiseptik yang berfungsi untuk menghindarkan luka terkena infeksi. Lakukan hal ini hingga darah mulai membeku. Jika luka terdapat pada bagian tubuh yang elevasinya lebih rendah dari jantung, naikkan anggota badan tersebut hingga berada di atas elevasi jantung. Hal ini penting untuk mencegah aliran darah yang terus-menerus akibat tekanan darah dari gaya gravitasi sehingga lama membeku. 
Setelah darah membeku, langkah selanjutnya adalah membalut luka tersebut agar tertutup dengan kain yang bersih atau plester yang steril. Caranya tidak berbeda ketika kita membalut luka biasa. Bisa juga menggunakan elizabet collar untuk pembalut luka. Plester yang digunakan sebaiknya plester yang elastis sehingga tidak mengganggu pergerakan kucing. Untuk menghindari luka/ plester tersebut dijilat atau digigit kucing sendiri, peralatan seperti Elizabeth collar atau tourniquet bisa digunakan.
Pemeriksaan kesehatan kucing oleh Dokter Hewan
Pertolongan jantung dan paru-paru
Kucing memiliki denyut jantung normal berkisar antara 120 hingga 130 kali seiap menitnya. Untuk mengetahui apakah denyut jantungnya normal atau tidak, caranya bisa dengan meletakkan jari tangan pada daerah sekitar dada, kurang lebih kira-kira 6 cm di belakang sikunya.
Dalam kondisi kritis, bisa jadi denyutnya kurang dari jumlah normal. Dalam kondisi tertentu, kucing tidak bisa bernafas secara normal. Biasanya kondisi ini dipicu karena kucing dalam keadaan terkejut, trauma atau shock berat. Langkah penanganan daruratnya adalah dengan membantunya melakukan pernafasan buatan.
Untuk memberikan pernafasan buatan pada kucing, terlebih dahulu hewan kesayangan tersebut dibaringkan pada tempat yang datar. Supaya nyaman, alasi tempat tersebut terlebih dahulu dengan handuk tebal atau kain lainnya yang lembut. Mulut kucing selanjutnya ditutup dengan genggaman tangan. Posisi kepalanya ditengadahkan ke atas. Selanjutnya, tiupkan udara dari mulut ke arah lubang hidung kucing dengan hitungan antara 13 hingga 15 hembusan setiap menitnya.
Dalam kondisi yang lebih parah lagi, kucing sama sekali tidak bisa bernafas. Jika kondisi seperti ini terjadi, tindakan yang dianjurkan adalah dengan melakukan CPR. Tindakan ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali fungsi jantung dan paru-paru. Cara melakukannya adalah dengan membaringkan kucing di atas permukaan yang datar. Letakkan telapak tangan kiri anda pada daerah dada dengan posisi sebelah belakang siku. Kemudian, tekan secara lembut namun tegas dalam hitungan 60 – 80 pijatan setiap menit. Lakukan hal ini secara terus-menerus sehingga jantung dan paru-parunya berfungsi kembali.
Tindakan perlakuan CPR pada kucing akan mendapatkan hasil lebih optimal jika dilakukan bersamaan dengan pemberian nafas buatan. Untuk itu, perlu dua orang untuk melakukan tindakan ini dalam saat yang bersamaan. Satu orang memberikan nafas buatan, seorang lagi melakukan perlakuan CPR.


Segera larikan ke klinik hewan

Pertolongan pertama bisa menghindari cedera hewan kesayangan menjadi lebih parah. Lebih jauh lagi, tindakan pertolongan ini bahkan bisa menyelamatkan nyawa hewan kesayangan anda. Bagaimana pun, segera setelah memberikan pertolongan pertama, segeralah bawa Si Manja ini ke klinik hewan sebagai langkah yang paling aman. Dengan demikian, kucing akan mendapatkan pengobatan yang semestinya dari tenaga ahli (noerhidajat)